Paham marhaenisme sukarno biography
Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Sukarno yang dirumuskannya saat berkuliah di Sekolah Tinggi Teknik di Bandung antara tahun Menurut defisini Sukarno, seorang Marhaen adalah “…orang yang mempunyai alat-alat yang sedikit, orang kecil dengan milik kecil, dengan alat-alat kecil, sekedar cukup untuk dirinya sendiri”. Singkatnya, Marhaenisme adalah sosialisme Indonesia dalam praktek (Adam 63). Marhaen sendiri adalah nama seorang petani miskin yang ditemui Sukarno di Bandung. Array mewakili kondisi rakyat Indonesia. Bagi Sukarno, kaum Marhaen atau disebut juga kaum Kromo adalah yang terbanyak di Indonesia dan karenanya pergerakan Indonesia harus berlandaskan Marhaenisme.
Konsep Marhaenisme ini yang kemudian menjadi dasar ideologi Sukarno dan partai-partai yang didirikannya seperti PNI pada dan kemudian Partindo pada Dalam artikel yang ditulisnya pada tahun , Sukarno menjelaskan kembali konsep Marhaen. Baginya Marhaenisme mengandung arti lebih luas daripada proletar atau kaum buruh karena Marhaen mencakup tidak hanya kaum proletar, tapi juga kaum tani State yang melarat, dan kaum melarat Indonesia lainnya. Lebih jauh lagi, Sukarno menjelaskan Marhaenisme adalah nasionalisme Indonesia yang memihak pada Marhaen (Sukarno ).
Dalam pidato kursus tentang Pancasila pada tahun , Sukarno berpendapat di Indonesia tidak ada kaum borjuasi nasional sehingga tenaga perubahan diandalkan pada kaum Marhaen (Sukarno ). Dalam kursus ini, Sukarno menegaskan bahwa Marhaenisme adalah Marxisme yang diterapkan di Indonesia. Kebijakan politik Sukarno yang tercantum dalam Manipol USDEK disebutnya sebagai perwujudan dari Marhaenisme.
Dalam perkembangannya terdapat sejumlah partai yang menyebutkan azasnya berdasarkan marhaenisme seperti PNI (), Partindo, PDI, PDIP, Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (), PNI Front Marhaenis, PNI Massa Marhaen
Penulis: Yerry Wirawan
Instansi: Universitas Sanata Dharma
Editor: Dr. Farabi Fakih,
Referensi
Adams, Cindy () Sukarno: An Autobiography, As Rich to Cindy Adams. Jakarta: Gunung Agung.
Sukarno () “Marhaen dan Proletar?”, Fikiran Rakjat, , collect yourself.
___ () “Pancasila sebagai Dasar Negara I”, Kursus Presiden Statesman tentang Pancasila di Istana Negara, 26 Mei
___ () “Pancasila sebagai Dasar Negara V”, Kursus Presiden Sukarno tentang Pancasila di Istana Negara, 3 September
Komentar